
.
Penulis: Christhoper Natanael Raja
TVRINews, Jakarta
Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) menegaskan komitmennya untuk menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam Olympic Charter sebagai pedoman dari International Olympic Committee (IOC) dalam menjalankan setiap tugas dan tanggung jawabnya.
Presiden NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari menekankan bahwa diplomasi olahraga (sport diplomacy) adalah jembatan untuk mempererat persahabatan antarbangsa dan memperjuangkan perdamaian melalui semangat sportivitas.
“Olahraga sejatinya mempersatukan, bukan memecah belah. Inilah esensi dari sport diplomacy yang terus kami jaga,” ujar Okto dalam keterangan tertulis yang diterima tvrinews.com, Jumat, 10 Oktober 2025.
Terkait dinamika penyelenggaraan 53rd FIG Artistic Gymnastics World Championships 2025 di Jakarta, Okto menyampaikan bahwa NOC Indonesia telah berkoordinasi secara intens dengan pemerintah, termasuk Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir serta Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, dan Imigrasi Yusril Ihza Mahendra.
“Kami menghormati setiap keputusan yang diambil pemerintah dengan berbagai pertimbangan. Keluarga besar gimnastik, termasuk FIG (Fédération Internationale de Gymnastique), federasi Asia, maupun federasi nasional Indonesia, juga mendukung keputusan yang telah dikeluarkan pemerintah Indonesia,” ucap Okto.
Ia optimistis kejuaraan dunia gimnastik perdana di Jakarta akan berjalan sukses berkat kerja sama erat antara federasi nasional, pemerintah, NOC, serta federasi regional dan internasional.
“Insya Allah, dengan dukungan semua pihak, Indonesia akan mencetak sejarah untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah kejuaraan dunia gimnastik. Ini bukti nyata kolaborasi yang solid lintas lembaga,” tutur Okto
Menurut Okto, penyelenggaraan kejuaraan dunia ini bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga momentum penting untuk memperluas popularitas gimnastik di Indonesia.
Ia menyampaikan apresiasi kepada Presiden RI Prabowo Subianto atas perhatian besar terhadap pengembangan olahraga gimnastik, termasuk pembangunan fasilitas latihan modern di Cibubur yang telah ditinjau langsung oleh Presiden FIG Morinari Watanabe.
“Semangatnya adalah persatuan dan kebersamaan untuk membesarkan gimnastik. Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan seluruh pihak, kami yakin cabang olahraga gimnastik sebagai mother of sport dalam Olympic number akan berkembang pesat di Indonesia,” kata Okto.
“Kita ingin Indonesia tidak hanya hadir sebagai peserta, tapi juga sebagai tuan rumah yang diperhitungkan. Kesuksesan World Championships Gymnastics ini akan menjadi modal penting dan perhatian dunia terhadap kemampuan Indonesia dalam menggelar event olahraga internasional selanjutnya,” ujar Okto melanjutkan.
baca juga: Indonesia Pastikan Tanpa Delegasi Israel di Kejuaraan Dunia Gimnastik Jakarta 2025
Sebelumnya, Federasi Gimnastik Indonesia memastikan tidak ada delegasi Israel yang berpartisipasi dalam Jakarta Gymnastics 2025 yang digelar di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno, pada 19–25 Oktober 2025.
Ketua Umum Gimnastik Indonesia Ita Yuliati menjelaskan bahwa sejak ditunjuk sebagai tuan rumah, pihaknya telah menyampaikan posisi Indonesia kepada FIG terkait status hubungan diplomatik antarnegara peserta agar pelaksanaan ajang tersebut menyesuaikan kondisi di Tanah Air.
Ita menambahkan sehubungan dengan posisi Indonesia dan situasi yang terjadi belakangan ini, rapat Executive Committee FIG di Lausanne, Swiss, memutuskan bahwa atlet Israel tidak akan ambil bagian dalam Jakarta Gymnastics 2025.
Kejuaraan Dunia Gimnastik (FIG Artistic Gymnastics World Championships) telah digelar sejak 1903, dengan edisi perdana berlangsung di Antwerp, Belgia. Jakarta menjadi kota pertama di Asia Tenggara yang dipercaya menjadi tuan rumah ajang bergengsi tersebut.
Kemudian, pemerintah Indonesia juga menegaskan tidak akan mengeluarkan visa bagi enam atlet Israel yang direncanakan tampil di ajang tersebut. Mereka terdiri atas tiga atlet putra dan tiga atlet putri, yaitu Artem Dolgopyat, Eyal Zvi Indig, Ron Pyatov, Roni Shamay, Yali Shoshani, dan Lihie Raz.
Keputusan itu diambil sejalan dengan sikap Presiden RI Prabowo Subianto yang menolak segala bentuk hubungan dengan Israel hingga negara tersebut mengakui kemerdekaan Palestina.
Menko Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas) Yusril Ihza Mahendra menegaskan, keputusan pemerintah sudah final dan konsisten dengan garis kebijakan luar negeri Indonesia.
Yusril juga mengingatkan kembali pernyataan Presiden Prabowo dalam Sidang Umum PBB beberapa waktu lalu, yang dengan tegas mengecam tindakan kekerasan dan pelanggaran kemanusiaan yang terus dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina, khususnya di Gaza.
Ia menambahkan keputusan pemerintah untuk menolak visa bagi enam atlet Israel tersebut sejalan dengan aspirasi rakyat Indonesia yang menolak kehadiran perwakilan Israel di ajang olahraga nasional maupun internasional di Tanah Air.
Editor: Redaktur TVRINews