
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir
Penulis: Christhoper Natanael Raja
TVRINews, Jakarta
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir menegaskan bahwa imbauan dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) kepada federasi olahraga dunia bukan merupakan larangan bagi Indonesia untuk menjadi tuan rumah ajang internasional.
Ia menyebut komunikasi tetap dilakukan agar agenda olahraga nasional tidak terganggu.
“Saya sudah meminta Perbasi untuk membuka pembicaraan dengan FIBA, karena IOC hanya memberikan rekomendasi, bukan menyetop. Begitu juga Ketua Umum KOI sudah saya minta untuk mulai melakukan negosiasi. Agenda besar tetap kita jaga,” kata Erick kepada wartawan termasuk tvrinews.com di Gedung Kemenpora, Jumat, 24 Oktober 2025.
Erick menjelaskan pemerintah dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) akan terus menjaga hubungan baik dengan IOC.
Ia menekankan pentingnya saling menghormati antara pemerintah, KOI, dan IOC agar dunia olahraga Indonesia tetap berjalan sesuai aturan dan komitmen internasional.
Menanggapi rencana penyelenggaraan ajang seperti FIBA World Cup dan FIBA Asia Cup yang sudah dijadwalkan hingga 2029, Erick memastikan pemerintah tetap mendukung proses komunikasi antara federasi nasional dan internasional.
“Kalau lobi secara pribadi, ya saya lakukan. Tapi kalau domainnya sebagai Menpora, tentu saya pakai tupoksi Kemenpora. IOC juga memberi ruang untuk kita bicara, bukan mengambil garis keras. Jadi semua ini masih dalam tahap diskusi,” ujar Erick.
Erick menambahkan untuk ajang di tingkat Asia Tenggara dan Asia, tidak ada hambatan berarti. Sementara untuk kejuaraan dunia, rekomendasi IOC dinilai masih bisa dikelola dengan pendekatan diplomatis dan komunikasi terbuka antar federasi.
Ia juga meminta seluruh Pengurus Besar (PB) cabang olahraga menjaga komunikasi yang baik dengan pemerintah, terutama dalam hal perencanaan penyelenggaraan event.
“Jangan sampai event-event besar itu muncul mendadak. Kita punya keterbatasan pendanaan, dan persiapan atlet butuh waktu panjang. Kalau event bisa disiapkan setahun, atlet butuh bertahun-tahun,” ucap Erick.
Ia mengungkapkan bahwa Kemenpora juga tengah berdiskusi dengan Kementerian Keuangan terkait skema anggaran jangka panjang untuk 17 cabang olahraga unggulan. Skema multiyears diperlukan agar pembinaan atlet bisa berjalan berkesinambungan.
“Kalau kita ingin kirim atlet ke luar negeri untuk pelatihan dua tahun sebelum Olimpiade, tidak bisa pakai anggaran satu tahun. Atau kalau atlet kita dapat beasiswa ke universitas di luar negeri, tidak mungkin hanya enam bulan. Jadi kita butuh perencanaan jangka panjang,” tutur Erick.
Erick menutup dengan menekankan pentingnya transparansi dan kolaborasi antara Kemenpora dan federasi olahraga.
“Saya harap PB-PB lebih terbuka, tidak menutup-nutupi data atau target. Kita ingin sama-sama membangun olahraga Indonesia dengan rencana jangka panjang yang jelas, terutama untuk Olimpiade dan ajang internasional ke depan,” kata Erick.
baca juga: Menpora Pastikan IOC Tak Larang Indonesia Gelar Ajang Olahraga Internasional
Editor: Redaktur TVRINews
