
Para Pemain Muslim di Liga Eropa Diberi Waktu Istirahat untuk Berbuka Puasa
Penulis: Fityan
TVRINews, Eropa
Saat Ramadan tiba, umat Muslim di seluruh dunia menjalani puasa dari fajar hingga maghrib.
Namun, bagi para atlet Muslim, menjalani ibadah puasa sambil berkompetisi di lapangan bukanlah hal yang mudah.
Untungnya, untuk mendukung para pemain Muslim yang tengah berpuasa, Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) memberikan kebijakan khusus selama pertandingan FA Cup tahun ini.
Mulai dari putaran kelima FA Cup, pemain yang menjalankan puasa akan diberikan waktu sejenak untuk berbuka.
"Pemain yang menjalankan puasa akan diberikan jeda singkat untuk berbuka puasa," kata FA dalam lembar fakta putaran kelima mereka.
Waktu untuk jeda ini akan disepakati bersama, dan tidak akan digunakan sebagai waktu istirahat minum tim atau time-out taktik.
Pemberian waktu berbuka ini berlaku juga di Premier League dalam beberapa tahun terakhir.
Pemain yang berpuasa dapat berbuka dengan air dan kurma saat terjadi penghentian permainan alami, seperti tendangan bebas, lemparan ke dalam, atau pergantian pemain.
Ramadan tahun ini di Inggris berlangsung dari 1 Maret hingga 30 Maret 2025, dengan perempat final FA Cup yang dijadwalkan pada akhir pekan 29 dan 30 Maret. Beberapa pemain Muslim yang mendapat manfaat dari kebijakan ini antara lain Omar Marmoush dan Abdukodir Khuzanov dari Manchester City, Noussair Mazraoui dari Manchester United, serta Adama Traore dari Fulham.
Sementara itu perhatian liga-liga top Eropa Yang terus dipertahankan dalam mengakomodasi kebutuhan pemain Muslim yang menjalani puasa. Juga dirasakan oleh Pemain-pemain Eropa lainnya, seperti Mohamed Salah dari Liverpool, Achraf Hakimi dari Paris Saint-Germain, dan Arda Güler dari Real Madrid, mereka menunjukkan solidaritas mereka lewat unggahan media sosial yang penuh semangat menjalankan Ramadhan.
Bahkan, beberapa liga besar, seperti Liga Premier Inggris dan Liga Belgia, kini mengadakan waktu jeda khusus untuk pemain yang sedang berpuasa, memungkinkan mereka untuk berbuka puasa dengan tenang di tengah pertandingan. Ini menjadi langkah positif yang menunjukkan betapa olahraga modern bisa menghargai keragaman dan kebutuhan religius para pemain.
Editor: Redaktur TVRINews
