
Yan Permenas Bantah Klub Sepakat Liga 2 Dihentikan: Tanda Tangan Sebagaian Dipalsukan
Penulis: Christhoper Natanael Raja
TVRINews, Jakarta
Manajer Persipura Jayapura Yan Permenas Mandenas secara tegas membantah pernyataan PT Liga Indonesia Baru (LIB) tentang kesepakatan klub untuk menghentikan pelaksanaan Liga 2 saat owner's club meeting Liga 2 2022/2023 yang dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2022 silam.
Menurutnya, pertemuan saat itu bukan mengenai legitimasi Liga 2 dihentikan, melainkan legitimasi hasil owner's club meeting yang seharusnya disampaikan ke PSSI. Selanjutnya, secara lisan Direktur Utama Ferry Paulus keputusannya akan disampaikan ke klub.
Baca Juga: Bambang Pamungkas dan Ponaryo Astaman Ramaikan Bursa Calon Waketum PSSI
"Tapi ini tidak dikonsultasikan tapi diputuskan sendiri. Seharusnya, hasil exco itu tertutup dulu, karena yang berhak hentikan Liga itu di Kongres. Jadi hasil itu harus ke klub, disampaikan ke LIB dan PSSI dan dibawa ke kongres dan kongres yang tentukan liga lanjut apa tidak. Jadi kalau mereka putuskan terburu-terburu dan diekspos ke publik itu tak pantas," kata Yan kepada wartawan termasuk tvrinews.com, Selasa, 17 Januari 2023.
Beberapa waktu lalu, LIB menyatakan terdapat beberapa surat yang dikirimkan oleh klub kepada LIB dan/atau PSSI yang poin permintaannya mengerucut pada dua opsi yaitu kompetisi dilanjutkan dengan sistem bubble atau kompetisi dihentikan.
Kemudian, kesepakatan yang diambil adalah terdapat 19 klub yang satu suara menyatakan agar Liga 2 diberhentikan. Dengan tegas, Yan membantah hal tersebut, bahkan menyebutkan bahwa sebagian tanda tangan itu palsu.
"Itu ga benar, tanda tangan sebagian dipalsukan, karena tanda tangan itu kemudian ditransfer 15 juta per klub, yang kita tahu itu tanda tangan daftar hadir manager's meeting. Ada dua lembar, nah itu disispi, ada lembar siluman yang kita ga tau," ujar Yan.
Baca Juga: Raffi Ahmad Terdaftar Sebagai Calon Exco PSSI
Masih dalam keterangan Yan, LIB sebenarnya menawarkan tiga opsi terkait kelanjutan Liga 2, yakni dilanjutkan dengan sistem buble, home-away, atau ganti operator. Menurutnya, hanya satu atau dua klub yang ingin liga berhenti, yaitu klub yang bermasalah finansial, sisanya meminta untuk lanjut.
"Kompetisi ini sudah jalan. Sehingga, seharusnya pas lanjut kompetisi mereka verifikasi tim dari sisi kesiapan, yang siap itu dilanjutkan. Kita kembali ke regulasi PSSI. Sama seperti Persipura kemarin Liga 1, kita diputuskan WO lawan Madura United, kemudian kita degradasi. Kita jalani sanksi, kita taat statua PSSI. Jangan sampai satu-dua klub itu mengorbankan yang lain," tutur Yan.
Editor: Redaktur TVRINews
