
Erick Thohir Pastikan Tak Campur Urusan PSSI dalam Kapasitasnya Sebagai Menpora
Penulis: Christhoper Natanael Raja
TVRINews, Jakarta
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir menegaskan pentingnya menjaga batas kewenangan antara perannya sebagai menteri dan sebagai Ketua Umum PSSI.
Ia memastikan seluruh urusan cabang olahraga, termasuk sepak bola, tetap mengikuti mekanisme administrasi di Kemenpora.
“Kalaupun misalnya Pak Erick itu ketua PSSI, mekanisme administrasi harus berjalan. Tidak bisa karena saya ketua PSSI, lalu melangkahi sistem administrasi yang sudah ada di Kemenpora,” ujar Erick ketika ditemui wartawan termasuk tvrinews.com di Gedung Kemenpora, Jakarta, Selasa, 21 Oktober 2025.
Erick menekankan sebagai Menpora dirinya fokus pada kebijakan besar olahraga nasional, sedangkan urusan teknis di masing-masing cabang akan ditangani sesuai tupoksi lembaga terkait.
“Saya bicara sebagai Menpora soal kebijakan olahraga secara umum. Tapi kalau nanti ada wawancara sebagai Ketua PSSI, saya bicara bola. Jangan sampai ini membingungkan publik, seolah Menpora melangkahi administrasi,” ucap Erick.
Erick juga menyinggung soal rencana Liga Desa yang tengah digagas bersama Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal.
Menurutnya, program itu akan diintegrasikan dengan struktur kompetisi yang sudah ada di bawah PSSI agar lebih terarah.
“Secara kementerian kami sepakat dengan Liga Desa. Tapi saya minta tim dari Kementerian Desa duduk bersama PSSI. Di PSSI sudah ada Liga 3 dan Liga 4, jadi harus jelas di mana posisi Liga Desa. Sistemnya seperti apa, supaya tidak tumpang tindih,” kata Erick.
Menanggapi pertanyaan soal penunjukan pelatih baru Timnas Indonesia untuk FIFA Matchday November, Erick menegaskan hal itu tidak dibahas di Kemenpora.
“Itu urusannya di PSSI, bukan di Kemenpora. Jadi jangan dicampur. Teman-teman media juga harus mulai terbiasa bahwa setiap institusi punya tupoksi masing-masing,” ucap Erick
Erick menutup dengan pesan agar semua pihak tetap saling menghormati peran masing-masing dalam memajukan olahraga nasional.
“Kita ini satu rumah, harus saling menghargai. Kalau terus memecah, kita tidak akan dewasa,” kata Erick.
Editor: Redaktur TVRINews
