
Foto: Timnas U-17 Indonesia (Dok. PSSI)
Penulis: Christhoper Natanael Raja
TVRINews, Jakarta
Pelatih Timnas U-17 Indonesia Nova Arianto mengungkapkan alasan beberapa pemain diaspora batal tampil di ajang Piala Kemerdekaan 2025 yang akan digelar di Medan pada 12–18 Agustus mendatang.
Nova menjelaskan setidaknya ada empat faktor utama yang menjadi kendala. Pertama, masalah paspor.
“Kalau kedua orang tuanya tidak memiliki paspor, akan sulit. Mereka masih di bawah usia 17 tahun, jadi tidak bisa melalui proses naturalisasi,” kata Nova kepada wartawan termasuk tvrinews.com, Rabu, 6 Agustus 2025.
Kedua, ada sejumlah pemain yang izin dari klubnya masih dalam proses. Ketiga, perbedaan usia yang cukup jauh.
Nova menyebut beberapa pemain kelahiran 2010 akan terpaut dua tahun dari mayoritas pemain yang berlaga di Piala Dunia U-17, yang lahir pada 2008.
“Tapi pastinya mereka akan jadi catatan untuk event usia selanjutnya,” ujar Nova.
Terakhir, dari sisi kualitas, Nova menilai masih ada pemain yang belum memenuhi standar yang diinginkannya.
Sebelumnya, Nova memanggil 34 pemain untuk menjalani pemusatan latihan (TC) di Bali pada 7 Juli hingga 10 Agustus 2025.
Dari jumlah tersebut, sembilan di antaranya adalah pemain diaspora yang belum pernah memperkuat Indonesia di turnamen resmi.
Mereka berasal dari klub luar negeri seperti Feike Muller (Willem II Tilburg), Lionel De Troy (Palermo), Nicholas (Rosenborg BK), Eizar Jacob (Sydney FC), Floris De Pagter (SC Telstar), Noha Pohan S (NAC Breda), Jona Gaselink (FC Emmen), Azadin Ayoub (Elverum FC), dan Deston Hoop (SC Telstar).
Timnas U-17 saat ini tengah mempersiapkan diri untuk Piala Dunia U-17 2025 di Qatar yang akan digelar 3–27 November.
Piala Kemerdekaan 2025 akan menjadi ajang uji coba internasional, dengan peserta yang sudah dikonfirmasi adalah Afrika Selatan, Mali, dan Tajikistan.
Turnamen yang dihelat pada 12-18 Agustus ini, dimainkan di Stadion Utama Sumatera Utara, Medan.
Editor: Redaksi TVRINews