
Banyak Calon Siswa SKO Riau Menangis Setelah Gugur di Hari Pertama Seleksi
Penulis: Darmawan
TVRINews, Pekanbaru
Banyak calon siswa Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Riau yang menangis setelah dinyatakan gugur pada hari pertama seleksi kesehatan dan tes keberbakatan, Jumat (18/4/2025).
Mereka gagal melanjutkan ke tahap berikutnya karena tidak memenuhi syarat tinggi dan berat badan yang telah ditetapkan sesuai cabang olahraga (cabor) pilihan.
Proses seleksi dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Riau, Dinas Pendidikan (Disdik) Riau, KONI Riau, akademisi, serta jajaran pelatih profesional.
Kepala Dispora dan Disdik Riau diwakili oleh Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga (Kabid PPO) Amir Azan, SKM, M.Si yang sekaligus bertindak sebagai Ketua Tim Seleksi. Ia secara resmi membuka kegiatan seleksi tersebut.
Seleksi berlangsung selama tiga hari, dimulai Jumat dan berakhir pada Minggu (20/4/2025). Pada hari pertama, peserta mengikuti tes tinggi dan berat badan. Hasil tes ini menjadi penentu kelulusan awal.
“Tinggi badan adalah syarat mutlak yang tidak bisa ditoleransi, karena telah disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing cabor,” ujar Kepala SKO Riau, Aslim.
Menurut Aslim, banyak peserta dan orang tua yang datang mengadu karena kecewa anak mereka tidak lolos. Namun pihak sekolah tidak bisa memberikan dispensasi karena seleksi ini bersifat objektif dan profesional.
“Banyak yang menangis karena tinggi badan tidak sesuai. Tapi kami tidak bisa membantu soal itu,” katanya.
Peserta yang tidak memenuhi syarat tinggi dan berat badan langsung dinyatakan gugur dan tidak dapat mengikuti tahapan seleksi selanjutnya, berbeda dengan tes fisik umum yang akan digelar Sabtu (19/4/2025), serta tes keberbakatan khusus yang berlangsung pada Minggu (20/4/2025). Tes pada hari kedua dan ketiga tidak menggunakan sistem gugur langsung.
“Besok peserta tidak langsung gugur. Semua bisa lanjut sampai tes keberbakatan. Kecuali hari ini, hasilnya langsung menentukan,” jelasnya.
Aslim memperkirakan hampir setengah dari total peserta gugur pada hari pertama. Data lengkapnya akan dirilis setelah seluruh tahapan hari pertama selesai.
Selain itu, tahun ini pihak SKO Riau memutuskan untuk meniadakan tes psikologi dan IQ, sebagai respons atas aspirasi orang tua yang keberatan dengan biaya tambahan.
“Sebagai gantinya, peserta cukup membawa surat keterangan sehat dari rumah sakit atau Puskesmas. Kami juga menambahkan perjanjian dengan orang tua bahwa jika peserta terbukti memiliki orientasi seksual menyimpang (LGBT), maka akan dikeluarkan,” tambah Aslim.
Seleksi ini merupakan lanjutan dari seleksi administrasi yang telah dilalui sebelumnya. Dari total pendaftar, sebanyak 308 calon siswa dinyatakan lulus administrasi.
Tahun ini, SKO Riau membina 20 cabang olahraga, yaitu: aeromodeling, anggar, atletik, balap sepeda, bola voli, bulu tangkis, dayung, futsal, judo, karate, panahan, pencak silat, renang, sepak bola, sepak takraw, tenis meja, taekwondo, tinju, wushu, dan ski air.
SKO Riau menjadi satu-satunya pusat pembinaan atlet usia dini di provinsi Riau, menyusul dileburnya Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) ke dalam naungan SKO Riau.
Pengelolaan SKO berada di bawah tanggung jawab Dispora Riau dan Disdik Riau. Pendidikan formal menjadi wewenang Disdik, sementara pembinaan olahraga dan pengiriman ke kejuaraan merupakan tanggung jawab Dispora.
Editor: Redaktur TVRINews